March 4, 2025, 4:12 a.m.
Pelayanan klinik di era digital seperti sekarang sudah tidak relevan lagi jika mengandalkan catatan manual yang rentan hilang dan sulit diakses. Bagi klinik modern, implementasi sistem klinik digital sudah menjadi kewajiban, mereka cenderung mengandalkan sistem klinik yang canggih untuk mengelola siklus data medis pasien secara efektif. Tetapi, apakah Kamu pernah kepikiran, bagaimana siklus perjalanan data medis dalam sistem klinik, mulai dari awal pasien datang, lalu menerima tindakan sampai fase pemantauan? Yuk kita bahas, siklus data medis dalam sistem klinik yang wajib Kamu ketahui!
Setiap pasien yang datang ke klinik akan melalui proses registrasi. Jika pasien baru, maka data administrasi seperti nama, NIK, riwayat kesehatan, kontak darurat, dan metode pembayaran (BPJS/Asuransi/Pribadi) akan dicatat kedalam sistem klinik. Jika status pasien lama, perawat cukup menarik data pasien yang sudah tersimpan aman dalam sistem klinik, sehingga perawat tidak perlu mencari berkas fisik. Selain mempermudah kerja perawat, sistem klinik mempercepat proses verifikasi jaminan kesehatan karena sistem klinik mampu diintegrasi dengan BPJS atau asuransi sudah otomatis.
Setelah registrasi, dokter akan mengakses rekam medis elektronik (RME) pasien yang sudah tersimpan di sistem. Di sini, dokter bisa melihat riwayat penyakit, alergi, obat yang pernah dikonsumsi, hingga hasil pemeriksaan sebelumnya. Saat konsultasi, dokter juga bisa menambahkan akan menambahkan informasi baru seperti keluhan pasien, hasil pemeriksaan fisik, rekomendasi perawatan, juga resep obat.
Jika ternyata pasien membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes darah, rontgen, atau USG, sistem klinik dapat otomatis menghubungkan permintaan pemeriksaan ke laboratorium atau bagian radiologi. Setelah hasil keluar, data tersebut otomatis masuk ke rekam medis pasien, sehingga dokter bisa langsung melihat tanpa perlu menunggu cetakan fisik. Ketika data pasien selalu ter-update, risiko salah diagnosa juga tidak akan terjadi karena rekam medis terdokumentasi dengan baik.
Setelah pemeriksaan selesai, dokter akan memberikan resep obat yang langsung masuk ke sistem apotek klinik. Pasien tinggal menuju bagian farmasi untuk mengambil obat tanpa harus membawa resep fisik. Sistem klinik yang terintegrasi dengan apotek, dapat mengurangi resiko kehabisan obat karena kadaluarsa, sehingga stok obat di apotek selalu ready dan terkontrol.
Setelah semua tindakan selesai, sistem klinik akan secara otomatis menghitung biaya berdasarkan layanan yang diberikan. Kalau pasien menggunakan BPJS atau asuransi, sistem akan menyesuaikan klaim berdasarkan tarif yang berlaku. Salah satu fitur penting dalam sistem pembayaran klinik, yaitu mampu mencetak tagihan otomatis berdasarkan layanan yang diterima pasien, serta dukungan pembayaran digital (QRIS, e-wallet, kartu debit/kredit).
Siklus data medis tidak berakhir setelah pasien pulang. Klinik modern biasanya memiliki fitur reminder otomatis untuk pasien, seperti notifikasi jadwal kontrol berikutnya, dan pengingat jadwal vaksinasi atau terapi lanjutan.
Siklus data medis dalam sistem klinik menduduki peran yang besar dalam manajemen layanan kesehatan yang lebih efisien, dan akurat, bagi pasien maupun tenaga medis. Dengan digitalisasi yang terintegrasi, semua informasi tersimpan dengan baik dan dapat diakses kapan saja tanpa risiko kehilangan data. Eramedix sebagai mitra pengembang software aplikasi di jakarta, dapat mendampingi serta dapat memberikan panduan bagi klinik praktik mandiri. Kalau sekarang klinik Anda masih pakai cara lama dengan catatan kertas, saatnya hubungi eramedix dan beralih ke digital demi keberlangsungan klinik