Loading...
Waspada Medical Error Penghambat Kesuksesan Bisnis Klinik

Nov. 4, 2024, 3:22 a.m.

Waspada Medical Error Penghambat Kesuksesan Bisnis Klinik

Di Indonesia, proses pelayanan keperawatan berbasis elektronik sudah mulai digalakan pemerintah. Layanan kesehatan elektronik yang dimaksud adalah Rekam Medis Elektronik (RME). RME berisi dokumentasi catatan perawatan pasien yang disimpan dalam satu sistem. Disamping pemanfaatan sistem elektronik yang sifatnya otomatis, medical error atau kesalahan medis tetap dapat timbul. Kesalahan medis biasanya terjadi dalam fase diagnosa seperti salah menentukan prosedur pemeriksaan. 

Ketika kesalahan medis terlanjur terjadi, pihak klinik wajib mengevaluasi sesegera mungkin, karena masalah medis yang dibiarkan terjadi secara berulang menimbulkan ancaman serius bagi keberhasilan dan kelangsungan bisnis klinik jangka panjang. Ancaman tersebut berupa penurunan reputasi klinik dan kepercayaan pasien, hingga pada akhirnya menurunkan pendapatan klinik. Mari kita kulik lebih dalam tentang medical error, apa faktor penyebabnya dan solusi dalam pencegahan medical error.

Apa Itu Medical Error?

Medical error adalah kesalahan dalam proses medis yang berpotensi atau sudah menimbulkan bahaya bagi pasien. Kesimpulan dari definisi tersebut adalah setiap tindakan medis yang dilakukan dengan cara menyimpang, sudah dinilai sebagai medical error. Terjadinya medical error bukan semata hanya kesalahan dari dokter, tetapi juga bisa timbul dari keterlibatan tenaga medis seperti perawat dan farmasi. Beberapa jenis medical error penghambat kesuksesan bisnis klinik, yaitu diagnostic error, treatment error, preventive error, system error. Berikut ini penjelasannya.

  1. Diagnostic Error (Kesalahan Diagnosa)

Diagnostic error adalah kesalahan yang terjadi ketika diagnosis yang diberikan kepada pasien tidak akurat, terlambat, atau bahkan terlewatkan sama sekali. Jenis kesalahan ini sering muncul karena keterbatasan informasi yang tersedia, atau kelalaian dalam mempertimbangkan semua kemungkinan yang relevan dengan gejala pasien. Misalnya, kesalahan dalam mendiagnosis kanker dengan level yang lebih ringan dapat memperburuk kondisi pasien karena tidak menerima pengobatan yang sesuai dengan level penyakit.

  1. Treatment Error

Treatment error terjadi ketika tindakan pengobatan yang diberikan kepada pasien tidak sesuai dengan kondisi atau kebutuhan medisnya. Kesalahan ini termasuk pada pemberian dosis obat yang tidak tepat, atau prosedur medis yang keliru. Faktor yang sering menyebabkan kesalahan ini adalah komunikasi yang kurang baik antara tim medis, yang membuat penulisan resep tidak jelas. Misalnya, dokter menulis paracetamol 500mg/ 5 jam, namun apoteker memberikan dosis paracetamol 1000mg/ 5jam, pemberian dosis obat yang terlalu tinggi atau rendah berpotensi memperburuk kondisi pasien. Alergi pasien juga perlu di perhatikan, agar indikasi alergi pada pasien tidak kambuh.

  1. Preventive Error

Preventive error adalah kesalahan yang terjadi saat tidak ada tindakan pencegahan yang memadai untuk mencegah munculnya komplikasi. Kesalahan ini mencakup kegagalan dalam memberikan imunisasi, keterlambatan skrining yang dapat mengurangi risiko penyakit atau komplikasi. Contohnya, pasien memiliki risiko jantung tinggi, dan pasien tidak diberi rekomendasi untuk melakukan perubahan gaya hidup atau tidak menerima skrining rutin, maka risiko terkena penyakit serius akan terus meningkat, dari sebenarnya dapat dicegah.

  1. System Error

System error adalah kesalahan yang timbul karena kegagalan proses dalam sistem informasi klinik. Tindakan ini melibatkan masalah dalam alur kerja dan infrastruktur yang tidak memadai. System error bukan hanya kesalahan individu, melainkan kesalahan struktural yang dapat memengaruhi banyak aspek perawatan pasien. Contohnya, jika sistem rekam medis elektronik mengalami gangguan yang menyebabkan data pasien sulit diakses, maka pasien berpotensi terlambat ditangani.

Faktor Penyebab Medical Error di Klinik

Ada beberapa faktor yang memicu medical error terjadi, berikut rangkuman beberapa faktor pemicu medical error serta solusi yang mungkin bisa Anda terapkan di klinik sebagai mitigasi medical error :

  1. Beban Kerja yang Tinggi

Klinik yang memiliki jumlah pasien yang tinggi dengan sumber daya manusia terbatas cenderung lebih rentan terhadap medical error. Tenaga medis yang terlalu lelah atau bertindak secara terburu-buru bisa membentuk kesalahan saat menangani pasien. Tentu saja, medical error tidak hanya berdampak pada pasien, tetapi juga berdampak bagi tenaga medis yang memiliki beban moral untuk bertanggung jawab. Beban ini bisa membuat semakin stres, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja.

Solusi : Klinik sebaiknya mengatur jadwal kerja tenaga medis dengan memperhatikan waktu istirahat yang cukup agar mereka selalu bekerja dalam kondisi optimal.

  1. Kurangnya Pelatihan dan Protokol Standar

Klinik harus memiliki SOP yang jelas dan rinci untuk setiap tindakan medis. SOP yang terperinci sangat berguna untuk memastikan setiap tindakan medis dilakukan secara terstruktur dan benar. Klinik juga perlu mengadakan pelatihan secara rutin untuk tenaga medis agar selalu mengikuti protokol terkini dan memperbarui pengetahuan medis mereka. Pelatihan yang dimaksud mencakup pelatihan komunikasi efektif, manajemen stres, dan kemampuan pengambilan keputusan.

Solusi : Buatkan SOP yang mencakup prosedur pemeriksaan, pengobatan, pemberian obat, dan SOP komunikasi antar-tim medis. SOP juga harus diperbarui secara berkala sesuai perkembangan terbaru di bidang kesehatan.

  1. Kurangnya Teknologi Pendukung

Klinik yang tidak menggunakan teknologi pendukung, seperti rekam medis elektronik (EMR) dan Clinical Decision Support (CDS), cenderung lebih mungkin melakukan kesalahan medis karena minimnya akses informasi medis terkini dan data pasien yang lengkap.

Solusi : Lakukan implementasi teknologi EMR dan CDS. EMR akan menyimpan akses riwayat medis pasien, sementara CDSS memberikan panduan medis berbasis bukti yang bisa mencegah kesalahan.

  1. Komunikasi yang Tidak Efektif

Medical error sering kali terjadi karena komunikasi yang buruk antara dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Misalnya, informasi penting tentang alergi pasien tidak tersampaikan. Kekeliruan yang terjadi di klinik wajib dilaporkan untuk segera dievaluasi. Manajemen klinik wajib rutin melakukan evaluasi dan audit terhadap penyimpangan tindakan medis, agar kesalahan dan pencegahan medical error di masa mendatang bisa dilakukan.

Solusi : Manajemen harus melakukan briefing singkat sebelum tindakan medis dan melakukan evaluasi setelahnya. Melalui kebiasaan ini diharapkan tercipta lingkungan kerja yang terbuka dalam komunikasi.  Evaluasi klinik bisa dilakukan melalui persentase medical error, riwayat perawatan, dan laporan penyelesaian.

Medical error adalah ancaman serius bagi kesuksesan bisnis klinik. Mengidentifikasi penyebab dan evaluasi kesalahan termasuk langkah penting untuk meningkatkan kualitas keselamatan pasien. Bagi klinik yang ingin memberikan layanan berkualitas tinggi bagi masyarakat hubungi Eramedix! Eramedix vendor penyedia rekam medis berbasis cloud yang terintegrasi dengan SatuSehat, memberikan layanan optimalisasi manajemen klinik dengan harga terjangkau. Claim Free Trial untuk meminimalkan risiko medical error di klinik Anda.