Loading...
Fakta Dunia Medis : Transplantasi kornea pertama kali di Indonesia!

Aug. 23, 2024, 4:06 a.m.

Fakta Dunia Medis : Transplantasi kornea pertama kali di Indonesia!

Kornea adalah lapisan transparan yang bertanggung jawab untuk pembiasan cahaya ke arah retina untuk memfasilitasi penglihatan yang jelas. Kornea terletak didepan mata, ketika kornea mengalami cedera, kerusakan hingga terkena penyakit seperti keratitis dan distrofi kornea, otomatis penglihatan seseorang akan menurun secara signifikan. Untuk mendapatkan kembali penglihatannya, diperlukan treatment aman sesuai prosedur kementerian kesehatan.

Sebelumnya, kita pasti sudah sering mendengar istilah Transplantasi Kornea. Transplantasi kornea adalah prosedur medis yang melibatkan penggantian kornea yang rusak dengan kornea donor yang sehat. Transplantasi kornea tercatat sebagai salah satu jenis transplantasi jaringan yang paling sukses, karena memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan risiko penolakan yang relatif rendah. Di Indonesia, prosedur transplantasi kornea pertama kali dilakukan oleh Prof. Dr. Isak Salim, seorang dokter yang ahli dalam bidang oftalmologi. Keberhasilan transplantasi kornea ini tidak hanya menandai kemajuan signifikan dalam oftalmologi di Indonesia, tetapi juga memberikan harapan baru bagi banyak pasien yang menderita gangguan penglihatan. Setelah berita keberhasilan prosedur transplantasi kornea tersebar, banyak rumah sakit dan klinik mata di Indonesia mulai mengembangkan kemampuannya dalam melakukan transplantasi kornea.  

Sekarang, mari kita ulas lebih lanjut mengenai transplantasi kornea di indonesia.

Jenis Prosedur Bedah Kornea

  • Keratoplasti endotel atau pengupasan membran descemet (DSEK). Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat sel endotel yang sudah keruh akibat cedera atau terkena penyakit yang  ada di dalam kornea, lalu menggantinya dengan lapisan sel endotel yang baru milik pendonor.
  • Keratoplasti lamelar yaitu prosedur lanjutan yang mengganti sebagian kornea yang terkena penyakit dan dan merawat jaringan kornea sehat tidak terdampak.
  • Transplantasi kornea konvensional dianggap sebagai bedah transplantasi kornea seluruh bagian.
  • Transplantasi kornea buatan (keratoprosthesis) dilakukan dengan mengganti kornea yang terkena penyakit atau bekas luka bukan dengan kornea hasil pendonor, tetapi dengan kornea buatan berbahan polimer plastik.

Peningkatan Kesadaran dan Ketersediaan Donor

Seiring dengan perkembangan teknologi medis, teknik transplantasi kornea juga mengalami kemajuan. Teknologi seperti laser femtosecond dan mikroskop operasi yang lebih canggih telah meningkatkan presisi dan hasil dari prosedur ini. Selain itu, ada teknik baru seperti DMEK (Descemet Membrane Endothelial Keratoplasty) yang lebih sedikit invasif dan menawarkan pemulihan yang lebih cepat.

Salah satu tantangan utama dalam transplantasi kornea adalah ketersediaan pendonor. Namun, dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya donasi kornea, serta dukungan dari berbagai lembaga medis dan pemerintah, jumlah donor kornea di Indonesia terus meningkat. Ini memungkinkan lebih banyak pasien yang membutuhkan untuk mendapatkan pengobatan yang mereka perlukan.
 

Tantangan Distribusi dan Prospek di Masa Depan

Meskipun transplantasi kornea semakin umum di Indonesia, ternyata masih ada tantangan terkait hal distribusi kornea donor. Oleh karena itu, sistem yang mengelola atau yang mendistribusi kornea donor harus efisien, supaya proses distribusi berjalan efisien, hingga akhirnya kornea yang tersedia dapat digunakan secara optimal.

Penelitian di bidang regenerasi kornea juga menawarkan prospek yang menjanjikan di masa depan. Dengan berkembangnya teknologi sel punca dan teknik rekayasa jaringan, ada kemungkinan untuk mengembangkan kornea buatan yang dapat digunakan untuk transplantasi, mengurangi ketergantungan donor kornea manusia.