Oct. 27, 2023, 4:55 a.m.
Peningkatan pengguna software kesehatan menunjukan minat dan antusiasme masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berbasis digital, salah satunya software klinik. Cepatnya perkembangan pelayanan kesehatan digital harus disikapi dengan cermat oleh penyedia layanan kesehatan, termasuk klinik. Digitalisasi layanan klinik merupakan strategi yang efektif untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan situasi saat ini yang begitu pesat.
Kehadiran software klinik hanya satu dari beberapa tren transformasi digital yang mendukung operasional pelayanan kesehatan dan kehadiran software klinik telah mengubah wajah pelayanan kesehatan di Indonesia. Lalu, apa saja tren terkini transformasi digital yang terjadi pada software klinik?
Kalimat big data sudah tak asing lagi dalam dunia bisnis. Pasalnya, pengumpulan data yang terdapat dalam software klinik sangat beragam, dan melalui big data pengambilan keputusan terkait dengan data menjadi lebih mudah. Namun, volume big data terlalu besar dan kompleks untuk diproses secara manual. Karena itu, dibutuhkan adanya transformasi digital untuk mengolah data yang rumit ini.
Dalam dunia medis, big data dapat membantu mengurangi tingkat kesalahan pengobatan. Melalui analisa rekam medis pasien yang menyeluruh, software klinik yang sudah ditanamkan akan memindai seluruh aspek dan memberikan masukan bagi staf kesehatan jika ada potensi kesalahan pengobatan.
Tren kedua yang sedang banyak dikembangkan dalam dunia kesehatan adalah telemedicine. Istilah ini mengacu pada inovasi teknologi yang dapat merawat pasien melalui pertukaran informasi dan pelayanan medis dari jarak jauh. Pasien akan membuat jadwal temu virtual dengan dokter dan berkonsultasi dengan dokter dalam bentuk video call.
Saat ini, beberapa fasilitas kesehatan sudah mulai menggunakan aplikasi klinik. Telemedicine sangat bermanfaat bagi masyarakat yang tidak dapat mengunjungi klinik atau rumah sakit secara langsung karena kesulitan mobilitas. Telemedicine akan memberikan layanan kesehatan yang mudah diakses bagi banyak orang. Bahkan, banyak pengamat industri kesehatan setuju bahwa telemedicine akan mengubah wajah pelayanan kesehatan.
Sejak munculnya pandemi, permintaan akan pelayanan kesehatan meningkat secara signifikan. Munculnya peningkatan kebutuhan layanan kesehatan mendorong industri ini untuk melakukan transformasi digital dengan cepat. Software klinik yang telah menerapkan proses digital, memungkinkan Anda melakukan booking janji temu dengan dokter sesuai waktu yang Anda inginkan dan di rumah sakit terdekat yang Anda mau.
Bahkan, Anda juga dapat memilih dokter yang akan merawat Anda. Semua ini dapat dilakukan melalui aplikasi yang telah terintegrasi dengan jadwal dokter di berbagai rumah sakit. Hal ini akan mempercepat alur pelayanan kesehatan. Dari sebelumnya harus datang secara langsung dan mengantri dahulu, kini Anda bisa datang sesuai waktu janji temu.
Tren layanan kesehatan prediktif berkaitan erat dengan poin pertama yaitu implementasi big data. Melalui banyaknya data yang terkumpul pada software klinik, mesin komputer akan memprediksi keluhan yang dirasakan pasien lalu mencocokannya dengan data yang sudah ada sebelumnya. Dukungan transformasi digital dalam prediksi penyakit akan menjadi tren yang sangat penting dalam dunia kesehatan. Teknologi tidak hanya dapat memprediksi penyakit pasien, tetapi dapat merekomendasi gaya hidup yang sehat bagi para pasien.
Misalnya, software klinik yang ditanam pada sebuah aplikasi akan memproses keluhan-keluhan yang Anda rasakan. Lalu, mesin yang telah memiliki basis data yang besar akan mencocokkan informasi tentang keluhan pasien dengan informasi yang telah ditanamkan sebelumnya di dalam software klinik. Jika ditemukan penyakit yang sama, mesin dapat merekomendasikan langkah apa yang perlu Anda ambil untuk menjadi lebih baik.
Artificial intelligence atau kecerdasan buatan adalah teknologi yang sangat berguna dalam banyak sektor, termasuk dalam layanan kesehatan. Melalui kanal metrotvnews, Amerika Serikat memiliki robot Moxi yang dikembangan khusus untuk membantu petugas kesehatan dalam melakukan pekerjaan mereka, misalnya seperti menyediakan obat-obatan dan mengambil obat untuk pasien.
Selain robot, chatbot atau asisten virtual merupakan sebuah perkembangan besar dalam bidang kecerdasan buatan pada pelayanan kesehatan di Indonesia. Asisten virtual ini dapat diberikan tugas untuk melakukan berbagai macam pekerjaan petugas medis, misalnya sebagai customer service, menjadi terapis, bahkan menjadi alat diagnosis. Saat ini, kecerdasan buatan juga dapat didesain untuk melakukan pencitraan medis, mempelajari organisme atau virus dengan tingkat kegagalan rendah bahkan menemukan obat-obatan baru.
Itulah kelima tren transformasi digital pada software klinik. Tentunya kita perlu bersyukur berkat adanya kecanggihan teknologi, sektor medis dapat lebih responsif dan efisien menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.